Tradisi GOWOK sebagai Tradisi buat Perjaka yang ingin menikah
Sobat Pembaca Setia Virallnesia, berikut sebuah makna sejarah tentang tradisi Gowok yang konon berkembang di masyarakat jawa, simak yuk....!
Tidak dipungkiri bangsa kita memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, nilai-nilai tradisi yang ada di masyarakat kita merupakan harta karun yang diwariskan kepada kita semua sebagai generasinya. Yah, meskipun sangat disayangkan beberapa tradisi dan kebudayaan nenek moyang kita harus tenggelam di pusaran zaman.
Salah satu tradisi yang sudah tidak lagi nampak di masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, ialah tradisi gowok. Gowok merupakan salah satu tradisi yang berkembang di masyarakat Jawa, khususnya masyarakat sekitar Banyumas, Bagelen Purworejo, dan Temanggung.
Klik>> Tradisi Seks Aneh dari Berbagai Tempat Di Dunia!

+> TRADISI GOWOK DIPERCAYA MENINGKATKAN KEJANTANAN PRIA,,, [LIHAT Videonya Disini]
Gowok sendiri merupakan tradisi yang biasanya dilakukan kepada laki-laki perjaka yang sudah dewasa dan siap untuk melangkah ke pernikahan. Pada tradisi gowok, laki-laki dewasa yang akan menikah dititipkan kepada seorang perempuan yang akan mengajarkan bagaimana seharusnya laki-laki dalam menjalankan rumah tangga.
Perempuan yang dititipkan untuk mengajarkan bagaimana cara berumah tangga kepada laki-laki yang mau menikah, kemudian disebut dengan sebutan Nyai Gowok. Nyai Gowok disewa orang tua laki-laki untuk bertugas mengajari anak perjakanya bagaimana hidup berumah tangga. Saat pelatihan tersebut si lelaki akan hidup berdua dengan Nyai Gowok dalam satu rumah selama beberapa hari.

Selama lelaki berada di rumah Nyai Gowok, ia akan diajarkan berbagai hal, termasuk bagaimana ia menafkahi lahir dan bathin seorang istri. Karena tradisi ini terdengar unik, menjadikannya kisah tradisi gowok banyak diangkat ke dalam novel-novel oleh penulis ternama. Seperti novel berjudul Ronggeng Dukuh Parukkarya maestro sastra asal Banyumas Ahmad Tohari.

Dalam novel tersebut menceritakan bagaimana tokoh Srintil yang cantik jelita dan menjadi idaman para laki-laki, berprofesi menjadi gowok. Tugas utamanya ialah harus mengajarkan laki-laki polos dalam persoalan ranjang. Selain dalam novel karangan Ahmad Tohari, kisah nyai gowok juga terdapat di novel karangan Budi Sardjono yang berjudul Nyai Gowok: Novel Kamasutra dari Jawa.

Dalam novel karangan Budi Sardjono tugas Nyai Gowok disebutkan lebih detail, dari mulai mengajarkan bagaimana cara mendampingi istri saat pergi ke kondangan, sampai bagaimana cara memuaskan istri saat di ranjang. Jadi tugas nyai gowok ialah memberitahu bagian-bagian tubuh mana saja yang terdapat pada wanita yang harus disentuh saat melakukan hubungan suami istri.
Tidak hanya itu, saat laki-laki dalam masa penggowokan, ia juga akan diajari meracik ramuan agar ia bisa perkasa di ranjang. Semua diajarkan oleh Nyai Gowok. Ohiya, seorang Nyai Gowok biasanya perempuan yang hidup sendiri dan tidak menikah dan sangat disegani masyarakat.

Meskipun belum ada penelitian lanjut bagaimana tradisi gowok saat ini, namun sepertinya tradisi gowok memang sudah tenggelam digerus arus modernisasi. Masyarakat kini lebih memilih pendidikan seks dengan cara yang lebih modern dan sesuai dengan anak sekarang.